Kisah Hidup Pak Dahlan Iskan
Dahlan Iskan
adalah salah satu putera terbaik Indonesia. Beliau dikenal masyarakat karena
keberhasilannya dalam memimpin surat kabar Jawa Pos yang awalnya hanya koran
daerah yang hampir gulung tikar menjadi koran nasional dengan penjualan yang
sangat fantastis. Saat ini Dahlan Iskan menjabat menjadi menteri BUMN
menggantikan Mustafa Abubakar.Dahlan Iskan dilahirkan di Magetan Jawa Timur,
tepatnya di desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Magetan, Jawa Timur
pada tahun 1951. Dahlan Iskan tidak pernah tahu tepatnya tanggal dan bulan ia dilahirkan, sampai saat ini tanggal
yang ia gunakan sebagai tanggal lahir adalah karangannya sendiri. Ia menggunakan tanggal 17 Agustus 1951 sebagai hari kelahirannya karena tanggal itu tepat hari kemerdekaan Indonesia sehingga mudah diingat. Selain itu mungkin ia juga ingin tersemangati dengan tanggal itu seperti semangat para pejuang tahun 45.
yang ia gunakan sebagai tanggal lahir adalah karangannya sendiri. Ia menggunakan tanggal 17 Agustus 1951 sebagai hari kelahirannya karena tanggal itu tepat hari kemerdekaan Indonesia sehingga mudah diingat. Selain itu mungkin ia juga ingin tersemangati dengan tanggal itu seperti semangat para pejuang tahun 45.
Masa Kecil Dahlan Iskan
Dahlan Iskan adalah anak dari pasangan
Mohammad Iskan dan Lisnah. Dahlan adalah anak ketiga dari empat bersaudara.
Kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati sedangkan
adik bungsunys bernama Zainuddin.
Orang tua Dahlan Iskan bukanlah orang kaya,
bahkan sangat miskin sekali. Dahlan dan saudara-saudaranya terbiasa hidup dalam
kesederhanaan. Kehidupan telah menempa Dahlan kecil menjadi pribadi yang
tangguh. Sering ia dan saudaranya merasa perih di perut karena menahan rasa
lapar, ia belitkan sarung di perutnya. Kemiskinan bukan berarti harus
meminta-minta untuk dikasihani melainkan harus dihadapi dengan bekerja dan
berusaha. Ayah Dahlan pernah berkata “ Kemiskinan yang dijalani dengan tepat
akan mematangkan jiwa”. Begitulah prinsip keluarga Dahlan.
Pada saat kecil Dahlan Iskan hanya memiliki
baju satu stel yaitu kaos dan celana serta satu sarung. Sarung adalah baju
serba guna bagi dahlan, saat beribadah ia gunakan sarung, saat baju dan celana
nya dicuci , ia gunakan sarung sampai pakaiannya kering, saat tidur di malam
hari ia gunakan sarung untuk selimut. Ketika sekolah ia tidak mempunyai sepatu.
Saat itu jarak antara rumah dan sekolahnya puluhan kilometer, sehingga ia dan
saudaranya menempuhnya dengan berjalan kaki dengan merasakan lecet di telapak
kaki karena tak bersepatu. Sehingga ia menyimpan keinginan besar (menurutnya
saat itu) yaitu bisa memiliki sepeda dan sepatu (cerita ini bisa anda baca di
buku “Sepatu Dahlan”).
Kenangan
Tentang Ayah dan Ibunya
Tentang ayah dan ibu Dahlan, yang ia ingat
tentang orang tuanya adalah bahwa ayah dan ibunya adalah sosok yang bersahaja.
Ayah dan ibunya adalah pasangan yang harmonis, walaupun hidup serba kekurangan,
ayah dan ibunya hampir tidak pernah bertengkar. Ada cerita menarik tentang
orang tua Dahlan. Di dekat rumah Dahlan ada kebun pisang milik keluarganya,
saat itu daun pisang sedang lebat-lebatnya. Ibu Dahlan sangat senang melihat
daun pisang yang rimbun. Tanpa sepengetahuan istrinya, ayah Dahlan memotong
daun pisang itu dan menjualnya ke pasar karena butuh uang, kontan saja saat
ibunya mengetahui, ia sangat marah dan terjadilah adu mulut antar keduanya.
Itulah satu-satunya pertengkaran yang pernah terjadi diantara orang tua Dahlan.
Suatu saat ibu Dahlan terserang penyakit yang
membuat perutnya membesar. Karena orang desa dan tak punya biaya, mereka tak
tahu itu penyakit apa. Akhirnya ibu Dahlan meninggal dunia. Ketika dewasa
Dahlan baru tahu bahwa penyakit ibunya itu adalah sejenis kista yang dengan
operasi sederhana bisa sembuh. Jika Dahlan mengingat itu, kecewa hatinya. Saat
itulah Dahlan bertekad menjadi orang pandai, kaya dan sukses. Agar tidak
terjadi lagi hal seperti itu di kehidupannya.
Kenakalan
Dahlan Kecil
Sepulang sekolah, Dahlan tak lantas
bermain-main. Ia harus bekerja membantu orang tuanya seperti menyabit rumput,
menjadi kuli seset di kebun tebu, menggembala kambing dan lainnya. Namun hal
ini tak lantas membuat Dahlan kecil kehilangan keceriaannya. Ia tetaplah
menjadi anak kecil yang periang dan sesekali nakal.
Pernah suatu hari, karena sangat ingin
memiliki sepatu, Dahlan membongkar lemari ayahnya guna mencari siapa tahu
ayahnya menyimpan sejumlah uang disana. Ia juga pernah mendapatkan nilai merah
di raport-nya. Ketika ia telah berhasil memiliki sepatu, ia tetap ‘nyeker’
berjalan ke sekolah dan sepatunya ia ‘tenteng’ agar tetap awet dan tidak rusak.
Kisah kenakalan Dahlan kecil yang lain adalah
sewaktu pulang sekolah, ia dan adiknya yang bernama Zainuddin bekerja
menggembalakan kambing, “Waktu itu
masih SD. Setelah pulang sekolah, kami biasa menggembala domba di pinggir
sungai desa,” kata Zainuddin. Sambil menggembala domba, ia
dan teman-temannya bermain wayang dari ranting ketela pohon. “Karena keasyikan, enggak tahu ternyata
domba-dombanya sudah lewat dan kembali ke kandang di rumah.”
Mereka berdua sangat ketakutan sekali jika dimarahin bapaknya, namun mereka
akhirnya lega karena jumlah domba yang kembali lengkap 30 ekor.
Pengalaman kenakalan Dahlan waktu kecil yang
lain adalah saat adu menunggang kerbau dan Dahlan terjatuh dari kerbaunya yang
mengakibatkan mulutnya terluka.
Karir Dahlan Iskan
Sebelum saya mengulas tentang karir Dahlan
Iskan, saya akan sedikit mengulas tentang riwayat pendidikan Dahlan Iskan.
Dahlan Iskan mulai bersekolah di madrasah yang juga disebut sekolah rakyat
(sekarang bernama sekolah dasar). Setelah tamat ia melanjutkan ke sekolah lanjutan
tingkat pertama, kemudian ke sekolah aliyah setingkat SLTA.
Setamat SLTA, Dahlan Iskan melanjutkan
sekolahnya di fakultas hukum IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17 Agustus.
Semasa kuliah ia lebih senang mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti Pelajar
Islam Indonesia dan menulis majalah mahasiswa dan koran mahasiswa ketimbang
mengikuti kuliah. Karena keasyikannya itu ia jadi tidak meneruskan kuliahnya.
Kemudian Dahlan Iskan hijrah ke Samarinda,
Kalimantan Timur, disana ia numpang di rumah kakak tertuanya. Disana ia menjadi
reporter sebuah surat kabar lokal. Tulisan Dahlan banyak yang meminatinya.
Pada Tahun 1976, Dahlan kembali ke Surabaya
dan bekerja sebagai wartawan majalah Tempo. Saat itu terjadi musibah yang
bersejarah yaitu tenggelamnya kapal Tampomas. Dahlan menulis tentang musibah
tersebut dengan sepenuh hati dan meletakkannya di Headline News Tempo. Tak
disangka hasilnya sangat luar biasa, dari respon pembaca banyak yang
menyukai gaya Dahlan menulis. Hal inilah
yang membuat pimpinan Tempo mengangkat Dahlan sebagai kepala biro Tempo Jatim.
Walau sudah bekerja dan menulis untuk Tempo,
diam-diam Dahlan juga menulis untuk koran lain seperti Surabaya Post dan surat
kabar mingguan seperti Ekonomi Indonesia sebagai tambahan penghasilan. Hal ini
diketahui oleh pimpinan Tempo dan menegur Dahlan.
Dahlan
Iskan dan Jawa Pos
Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada 1
Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The Chung Shen hanyalah seorang
pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia harus
memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk membuat
surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos-nya, The Chung Shen
mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The Chung Shen di
bidang surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa
Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800
eksemplar saja.
Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu
pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya memutuskan
untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus perusahaannya,
sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London, Inggris.
Saat itu terdengar kabar bahwa Jawa Pos dibeli
oleh Direktur Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo yaitu Eric Samola. Melihat
prestasinya yang lumayan dan keinginan Dahlan untuk berbuat lebih, tahun 1982
ia dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos.
Awalnya koran Jawa Pos bernama Java Post
kemudian diganti dengan Djawa Post dan diganti lagi menjadi Jawa Pos. Awalnya
media masa Surabaya dikuasai oleh Surabaya Post dan Kompas. Saat Dahlan Iskan
ditunjuk menjadi pimpinan Jawa Pos, Jawa Pos hampir bangkrut karena kalah
bersaing. Perputarannya saja hanya 6.800 eksemplar. Namun Dahlan tidak berputus
asa. Ia mencari akal untuk menyelamatkan Jawa Pos.
Ketika itu budaya membaca koran adalah di sore
hari. Melihat ini muncullah ide cemerlang Dahlan. Ia memutuskan bahwa Jawa Pos
akan diterbitkan dan dibagikan di pagi hari. Ide ini di gulirkan Dahlan agar
Jawa Pos seakan-akan bisa memberikan berita lebih cepat dari koran lain.
Namun tidak semua stafnya menyetujui usul
Dahlan karena bertentangan dengan kebiasaan masyarakat dalam membaca koran.
Sore hari adalah saat santai, orang pulang kerja sembari santai dengan membaca
koran. Sedangkan pagi hari, banyak orang diburu waktu untuk kerja. Mana mungkin
ada waktu untuk membaca koran. Bagaimana nanti jika Jawa Pos tidak laku jika
diterbitkan pagi hari. Begitulah argumen para stafnya yang tidak setuju dengan
usul Dahlan.
Namun Dahlan tidak menyerah, justru inilah
kesempatan Jawa Pos. Saat koran lain belum terbit, Jawa Pos mendahului untuk
terbit dan dibagikan. Sehingga akan membentuk opini bahwa Jawa Pos lebih cepat
meliput berita dan lebih cepat mengetahui berita dibandingkan koran lain.
Persoalan kebiasaan membaca koran di sore hari itu pelan-pelan dapat di rubah
di pagi hari. Tentunya orang akan lebih senang jika lebih cepat mengetahui apa
yang terjadi di masyarakat ketimbang yang terakhir tahu.
Akhirnya Jawa Pos terbit di pagi hari. Awalnya
masyarakat kaget ada koran yang terbit di pagi hari. Tetapi dengan sabar Dahlan
dan timnya mengedukasi masyarakat untuk membaca koran di pagi hari. Dahlan
membentuk opini bahwa lebih cepat mengetahui berita yang up to date itu lebih
cerdas dan lebih keren. Untuk hal ini Dahlan Iskan bahkan terjun langsung dalam
memasarkan koran Jawa Pos.
Pelan-pelan Jawa Pos membiasakan masyarakat
untuk membaca koran di pagi hari. Menerbitkan kkoran di pagi hari, Jawa Pos
hampir tidak ada saingannya karena koran lain tetap terbit sore hari. Akhirnya
dalam kurun waktu lima tahun yaitu 1982-1987 Jawa Pos berhasil terbit dengan
oplah 126.000 eksemplar. Omset Jawa Pos naik 20 kali lipat dari omset ditahun
pertama yaitu tahun 1982. Omset Jawa Pos mencapai 10,6 miliar. Dari surat kabar
yang hampir gulung tikar, Dahlan Iskan menjadikan Jawa Pos menjadi surat kabar
yang spektakuler dan Jawa Pos di bawah kepemimpinan Dahlan berhasil merubah
kebiasaan masyarakat dari membaca koran di sore hari menjadi pagi hari.
Melihat keberhasilan Jawa Pos, koran lain yang
awalnya terbit sore juga ikut-ikutan ter bit pagi karena takut kehilangan
pasar.
Di tahun 1993 saat usianya mencapai 42 tahun,
Dahlan mengundurkan diri menjadi pemimpin redaksi dan pemimpin umum Jawa Pos
karena ia ingin memberikan kesempatan pada orang yang lebih muda untuk
berkarya.
Dahlan Iskan akhirnya fokus mengembangkan
jaringan media Jawa Pos, yang awalnya hanya menerbitkan koran saja, Jawa Pos
kemudian juga membuat majalah dan juga surat kabar daerah lain. Jaringan ini
terkenal dengan nama Jawa Pos News Network (JPNN). JPNN adalah jaringan media
terbesar di Indonesia saat ini dengan memimpin 190 surat kabar, tabloid dan
majalah serta memiliki 40 percetakan
yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tahun 1997 Dahlan Iskan membangun gedung
pencakar langit yang terkenal di Surabaya dengan nama Graha Pena. Gedung ini
menjadi pusat aktivitas JPNN. Selain di Surabaya, Dahlan Iskan juga membangun
gedung serupa di Jakarta mengingat Jakarta adalah ibukota Indonesia dan untuk
lebih mengukuhkan keberadaan JPNN di tanah air.
Dahlan juga melirik media elektronik dengan
mendirikan stasiun TV lokal surabaya yaitu JTV dan SBO, Batam yaitu Batam TV,
di Pekanbaru yaitu Riau TV, FMTV di Makassar, PTV di Palembang, dan Parahyangan TV di Bandung dan di kota-kota lainnya yang mencapai 34
stasiun televisi lokal.
“Jangan meletakkan semua telur di keranjang yang sama”, begitulah pepatah bisnis. Dahlan Iskan juga
mempercayai pepatah itu. Ia mendiversifikasikan usahanya ke bisnis real estate
dan hotel.
Selain itu Dahlan Iskan
juga memiliki perusahaan yang berkaitan dengan listrik yaitu direktur
pembangkit listrik swasta PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power
di Surabaya. Hal inilah yang menjadi
salah satu alasan kelak mengapa Dahlan ditunjuk menjadi Direktur Utama PLN.
Fangbian Iskan Corporindo (FIC)
Pada awal tahun 2009, Dahlan Iskan juga
menaruh 'telur investasinya' di bidang industri komunikasi. Beliau membangun
Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang akan menghubungkan Surabaya -
Indonesia dan Hong Kong dengan panjang serat optik mencapai 4.300 kilometer.
Proyek ini di dalam naungan Fangbian Iskan Corporindo (FIC) dengan Dahlan Iskan
yang menjadi Komisarisnya.
Dahlan Menjadi Dirut PLN
Kesuksesan Dahlan Iskan dalam mengembangkan
Jawa Pos Group sangat terkenal dimana-mana. Setiap saat media cetak dan
elektronik meliput keberhasilan raja media asal Jawa Timur ini sampai-sampai
Presiden SBY pun tahu kecemerlangan Dahlan Iskan dalam memimpin JPNN. Waktu itu
di Jakarta sedang musimnya mati lampu. Banyak masyarakat yang mengeluh alat
elektroniknya rusak gara-gara byar-pet ini. Fahmi Mochtar yang menjadi Dirut
PLN saat itu banyak menuai kritikan. Akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mengeluarkan keputusan untuk mengangkat Dahlan Iskan menjadi Dirut PLN
menggantikan Fahmi Mochtar.
Banyak pihak yang tidak setuju dan meragukan
hal itu. Bahkan tak segan pihak yang kontra mencibir dengan mengatakan “ Mana
mungkin Dahlan Iskan yang hanya lulusan SLTA dan tidak lulus kuliah bisa
memimpin PLN. Jangan samakan PLN dengan Jawa Pos.” Menanggapi hal itu Dahlan
Iskan dengan santainya menjawab “PLN ini tempat berkumpul orang-orang hebat, karyawan lulusan
SMA jurusan terhebat, Fisika, jurusan yang dianggap paling pintar. Lalu, masuk
fakultas teknik elektro ITB, yang juga terhebat. Lulus ITB, diseleksi lagi
masuk PLN oleh senior-senior yang hebat. Tidak diragukan lagi, PLN adalah
kumpulan orang-orang terhebat dan terpintar di negeri ini” “ Ya. Yang
dibutuhkan sekarang adalah manusia bodoh seperti saya”.
Hari pertama Dahlan
bekerja di PLN, ia langsung membuat gebrakan antara lain :
· Bebas byar-pet se Indonesia dalam waktu enam bulan
· Gerakan sehari sejuta sambungan
· Pencabutan capping yaitu batas tarif listrik industri, sehingga lebih
adil dan dapat menumbuhkan iklim investasi di Indonesia.
Fakta unik Dahlan Iskan saat menjadi Dirut
atau CEO PLN adalah sebagai berikut :
· Setiap tanggal 17 di setiap bulan yang biasanya diisi upacara, diganti
dengan diskusi antar karyawan dan atasan.
· Dahlan Iskan juga membuat “CEO Note” sering juga disebut CEO Note Dahlan Iskan yaitu
catatan yang dapat menjembatani atasan dan bawahan. CEO Note Dahlan Iskan ini selalu diakhiri dengan kata-kata
motivasi untuk lebih maju dan sukses.
· Dahlan Iskan lebih memilih mengendarai mobil pribadinya sendiri
daripada memakai mobil dinas.
· Dahlan Iskan tidak mengambil gajinya sebagai CEO PLN dan tidak
menempati rumah dinas.
Benar saja, dibawah kepemimpinan
Dahlan Iskan yang full visi dan memiliki etos kerja yang tinggi, PLN memiliki
banyak kemajuan. Seperti tidak byar-pet lagi dan pelayanannya lebih
profesional.
Dahlan Iskan menjabat menjadi
Direktur Utama PLN hanya dua tahun karena pada tanggal 19 Oktober 2011,
Presiden SBY menunjuk Dahlan Iskan menjadi Menteri BUMN menggantikan Mustafa
Abubakar yang sedang sakit.
Sebenarnya Dahlan sangat berat
meninggalkan PLN, karena banyak programnya yang belum rampung dan visi yang ia
bangun untuk mereformasi PLN masih sedikit yang terwujud mengingat masa
jabatannya yang masih seumur jagung 2 tahun. Namun apa dikata, ternyata
kemampuannya dalam memimpin dianggap lebih tinggi dari pada hanya memimpin PLN.
Dahlan Menjadi Menteri BUMN
Saat diangkat menjadi Menteri BUMN,
ada satu pertanyaan yang dialamatkan ke Dahlan, kurang lebih pertanyaannya
seperti ini “BUMN adalah lembaga yang
sering menjadi sasaran empuk korupsi, bagaimana menurut anda?” Menanggapi
pertanyaan seperti itu, Dahlan tersenyum sambil menjawab “ Menurut pengamatan saya, di lembaga ini ada 10% orang yang jujur dan
ada 10% orang yang tidak jujur. Sedangkan yang 80% berada di tengah-tengahnya,
tergantung yang memimpin. Jika yang memimpin termasuk orang yang jujur maka
yang 80% tadi ikut yang jujur sehingga yang jujur menjadi 90%. Sebaliknya jika
pemimpinnya tidak jujur maka yang 80% juga ikut yang tidak jujur sehingga yang
tidak jujur juga menjadi 90%. Jadi kembali lagi ke pemimpinnya” Wow
excellent. Jawaban yang sangat cerdas.
Semenjak menjadi menteri BUMN,
Dahlan Iskan melakukan beberapa gerakan. Salah satunya adalah membersihkan BUMN
dari korupsi. Langkah awalnya adalah dengan memberi kriteria khusus dalam
mengangkat CEO di perusahaan BUMN. Salah satu kriterianya adalah memiliki
integritas yang tinggi. Syarat yang lain adalah memiliki antusias untuk maju.
Dahlan tidak menyebut pandai sebagai
syaratnya karena semua orang sudah pasti pandai. "Satu integritas yang baik, kenapa bukan
kepintaran karena saya yakin semua orang sudah pintar, yang kedua adalah harus mempunyai antusias keinginan maju, banyak orang
integritas tinggi tapi tidak punya antusias. Tapi ada juga antusias tidak
integritas dia kaya kuda liar," jelas Dahlan.
Dahlan Iskan
Cangkok Hati
Mungkin banyak yang sudah tahu jika
Pak Dahlan Iskan pernah terjangkit virus Hepatitis B. Sebenarnya Dahlan Iskan
tidak menyadari jika ia sedang terkena penyakit hepatitis B, tahu-tahu muntah
darah. Dahlan mengakui sebelum ini ia sering hidup seenaknya, waktu kecil ia sering minum air sungai mentah
yang tak tahu bagaimana tingkat higienisitasnya, kemudian ia juga suka makan di
satu wadah sama-sama. Saat bekerja pun ia sering lupa waktu untuk istirahat.
Apalagi saudaranya yaitu ibu, paman dan kakak kandungnya yang meninggal di usia
muda yaitu berumur 30-34 tahun juga mengalami gejala yang sama yaitu muntah
darah.
Berikut kronologisnya
Dahlan Iskan sampai harus menjalani cangkok hati atau transplatasi hati yang
dikutip dari wawancara Dahlan di Kick Andy.
Dahlan Iskan Dan Nafsiah Sabri
“Dibalik keberhasilan seorang pria pastilah ada peran
wanita hebat yang mendukungnya sepenuh hati”. Pepatah
diatas pantaslah disematkan pada Dahlan Iskan dan Nafsiah Sabri.
Nafsiah Sabri adalah wanita
yang dipilih Dahlan untuk menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya. Nafsiah
adalah wanita yang sholehah, pengertian, sabar, humoris, ceria dan mandiri. Hal
itulah yang membuat Dahlan jatuh hati padanya.
Awal pertemuan mereka adalah
saat sama-sama mengisi ceramah agama di sebuah radio di semarang. Saat itu
Dahlan belum menyatakan isi hatinya. Ia hanya berani menawarkan boncengan
sepeda angin untuk Nafsiah saat akan berangkat siaran radio.
"Dulu saya hanya
punya sepeda dan berangkat boncengan. Saya lihat sepertinya Ia bisa menjadi ibu
yang hebat," ucap Dahlan mengenang saat masa pedekate dengan Nafsiah
Sabri.
Pada tahun 1975,
Dahlan Iskan yang ketika itu berusia 25 tahun dan Nafsiah Sabri yang berumur 22
tahun akhirnya menikah.
Nafsiah Sabri adalah
istri yang benar-benar mencintainya sepenuh hati, penurut dan tidak banyak
menuntut. Hal ini tercermin dari Nafsiah yang mau dijadikan istrinya walaupun
Dahlan belum menjadi apa-apa. Saat itu Dahlan Iskan hanyalah reporter lepas, DO
dari kuliah dan tidak punya penghasilan tetap serta belum punya rumah.
"Bahkan
kehidupan sehari-hari lebih banyak dibantu dari gaji istri saya yang menjadi
guru SD waktu itu. Ketika lahir anak pertama mereka, Azrul Ananda kita bisa
menyewa rumah yang ada kamarnya meski di gang sempit," jelasnya.
Dari pernikahan
Dahlan Iskan dan Nafsiah Sabri, mereka telah dikaruniai dua orang anak yaitu
Azrul Ananda dan Isna Fitriana. Walau hidup mereka saat itu serba kekurangan
namun Nafsiah tetap setia dan mencintai Dahlan. Mulai dari Dahlanhanya seorang
reporter lepas sampai saat Dahlan menjadi menteri BUMN, Nafsiah selalu
menemaninya bahkan saat Dahlan ditransplatasi hati, Nafsiah jugalah yang
mempersiapkan segala kebutuhannya.
Sebagai seorang
istri, Nafsiah 100% mendukung karir suaminya. Saat Dahlan Iskan harus turun ke
jalan menjual e-toll card, Nafsiah juga ikut membantu suaminya berpanas-panasan
menjajakan e-toll card.
Nafsiah sangat mahir
memasak. Dahlan Iskan sangat menyukai masakan istrinya bahkan ia sering
membanggakan dan menawarkan masakan istrinya itu ke wartawan dan stafnya untuk
ikut mencicipi. Saat Dahlan pulang dari chek up kesehatan di Singapura, Dahlan
langsung pulang kerumah dan bersama stafnya menikmati masakan istri
tercintanya, Nafsiah Sabri.
Mobil Listrik
Dahlan Iskan
Setelah lolos dari maut karena
penyakit sirosis-nya, Dahlan Iskan seakan menemukan hidupnya yang baru. Beliau
jadi benar-benar menghargai waktu ekstra yang diberikan Alloh kepadanya. Apa
yang beliau kerjakan sepenuhnya didedikasikan untuk kebaikan banyak orang.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.”
Itulah prinsip Dahlan Iskan. Saat ia menjadi Dirut PLN, ia berprestasi
sebaik-baiknya. Begitu pula saat menjadi Menteri BUMN, Dahlan ingin mengabdi
dengan sebaik-baiknya. Salah satu bentuk pengabdiannya pada negeri Indonesia
dan bentuk pengabdiannya pada masyarakat adalah dengan memfasilitasi dan
mendukung produksi mobil nasional. Dahlan Iskan memang bukan orang pertama yang
mendukung mobil nasional, sebelum nya ada Jokowi dengan mobil SMK dan saat era
Soeharto juga ada Timor mobil.
Dahlan berpendapat bahwa
Indonesia adalah negara besar dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa, sayang
sekali jika hanya menjadi konsumen termasuk mobil. Tetapi jika Indonesia ngotot
memproduksi mobil bensin maka pasti Indonesia sudah kalah pasar dengan Jepang
dan Korea. Akhirnya dipilihlah mobil listrik yang belum seramai mobil bensin.
Mobil listrik dipilih sebagai mobil yang akan didukung Dahlan Iskan sebagai
mobil nasional karena pesaingnya belum ketat, ramah lingkungan dan jika
diproduksi secara masal (apalagi produksinya di Indonesia) akan lebih murah
harganya dari mobil bensin yang harus impor.
Mobil listrik Dahlan yang
pertama adalah Tuxuci. Tuxuci adalah sejenis mobil sport. Tuxuci ini dibuat
oleh Danet Suryatama adalah salah satu Diaspora Indonesia (orang Indonesia yang
tinggal di luar negeri tapi telah kembali alias ‘pulang kampung’) yang pernah
berkarir dibidang otomotif dan sangat cemerlang dibawah bendera Chrysler dan
Mitsubishi. Tim yang membuat mobil listrik ini dinamai “Putra Petir”.
Tuxuci bisa menempuh jarak
400km atau 4 jam dengan baterai terisi penuh, untuk mengisi baterai sampai
penuh butuh waktu 6 jam. Tuxuci memiliki kecepatan maximum 193km/jam dan jarak
jelajah 200 mil atau 321,8km untuk sekali charge. Tuxuci dibandrol dengan harga
3 miliar.
Namun sayang saat uji coba
dari Solo menuju Surabaya,, Tuxuci mengalami rem blong dan menabrak tebing di
Magetan. Body Tuxuci mengalami rusak parah dan untungnya Dahlan Iskan yang
mengemudikannya selamat dan tak terluka sedikit pun.
Walau begitu Dahlan Iskan tak
patah semangat. Ia tetap melanjutkan proyek mobil listriknya. Bersama dengan
“Putra Petir” yaitu komunitas yang membantu Dahlan membuat mobil listrik,
Dahlan Iskan membuat mobil listrik kedua yang bernama “Selo” yang dalam bahasa
Jawa berarti batu. Mobil kedua ini masih berupa mobil sport. Bedanya “Selo”
tidak memakai gearbox agar lebih hemat beda dengan Tuxuci yang memakai gearbox.
Jika mobil Tuxuci dirancang oleh Danet Suryatama maka mobil kedua dirancang
oleh Ricky Elson. “Selo” ditawarkan dengan harga 1,5 miliar namun bisa menjadi
300 jutaan jika diproduksi massal. Rencananya “Selo” akan dipamerkan di ajang
KTT Asean di Bali bulan Oktober 2013.
Itulah Biografi Dahlan Iskan
mulai dari kecil hingga sekarang. Penulis merangkumnya dari berbagai sumber.
Ref: Wikipedia, kompas.com, ramadhani09.blogspot.com, blog.binder724studio.com.
Ditulis Oleh : Unknown ~ Friendly Blogger
Sobat sedang membaca artikel tentang Kisah Hidup Pak Dahlan Iskan . Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Judul: Kisah Hidup Pak Dahlan Iskan
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Kisah Hidup Pak Dahlan Iskan ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya
Judul: Kisah Hidup Pak Dahlan Iskan
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Kisah Hidup Pak Dahlan Iskan ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar